Assalamualaikum.....

Terimakasih telah mengunjungi situs ini, semoga materi-materi yang terdapat di dalamnya dapat bermanfaat untuk kita semua....
Amin ya robbal alamin.....

Rio Cool

Rio Cool
Handsome Boy
Powered By Blogger

Selasa, 09 Februari 2010

Penggunaan Tongkat Menurunkan Risiko Progresifitas Osteoartritis Lutut

Penyakit persendian yang sering terjadi dan tidak dapat disembuhkan, yaitu osteoartritis (OA), merupakan penyebab utama kecacatan pada golongan lanjut usia. Walaupun sendi manapun dapat terkena, OA paling sering mengenai sendi lutut, terutama sisi dalam dari sendi tibiofemoral.

Salah satu sumber stres pada bagian sendi yang rapuh ini adalah saat lutut melakukan gerakan adduksi (gerakan yang menjauhi garis tengah tubuh). Peningkatan 20% puncak gerakan adduksi lutut dihubungkan dengan peningkatan risiko progresifitas OA lutut sebanyak 6 kali lipat atau lebih selama > 6 tahun. Untuk menurunkan beban pada lutut, rasa nyeri dan kerusakan lebih lanjut pada pasien OA lutut, dokter sering meresepkan tongkat sebagai alat bantu. Strategi sedehana dengan menggunakan tongkat berpotensi mengubah gerak adduksi lutut.

Berikut ini kami sampaikan mengenai uji klinik untuk mengetahui keuntungan menggunakan tongkat bagi para penderita OA lutut.
Untuk menilai efek langsung penggunaan tongkat saat berjalan pada puncak gerakan adduksi lutut bagi pasien OA lutut, para peneliti dari Universitas Melbourne menggunakan 3-dimensional (3-D) gait analysis. Hasil penelitian mereka sangat mendukung penggunaan tongkat untuk menurunkan beban di sepanjang lutut.

Penelitian ini melibatkan 40 sukarelawan, yaitu : 16 pria dan 24 wanita dari komunitas Victoria, Australia yang memenuhi kriteria OA lutut secara klinis dan radiografik. Semua sukarelawan memiliki osteofit tibiofemoral medial, dan juga gejala-gejala OA lutut seperti : nyeri lutut yang persisten dan hilangnya fungsi lutut. Tidak ada sukarelawan yang mempunyai riwayat operasi joint replacement. Indeks massa tubuh rata-rata sukarelawan tersebut adalah 29,6 dan usia rata-rata mereka adalah 65 tahun.

Setiap sukarelawan mengikuti 3-D gait analysis, dengan fokus pada sendi lutut, dan dengan menggunakan a state-of-the-art Vicon 6-camera motion analysis system. Two force plates captured ground impact ditanamkan pada test area walkway, dimana hal ini tidak diketahui oleh para sukarelawan. Penanda reflektif diletakkan pada pelvis, paha, sendi lutut, dan kaki, yang akan menangkap setiap gerakan tungkai.

Pertama, semua sukarelawan mengikuti tes tanpa menggunakan alas kaki, kemudian diikuti segera dengan tes menggunakan sepatu mereka sendiri. 20 orang dari seluruh sukarelawan diuji lebih lanjut dengan menggunakan sepatu mereka sendiri dan juga dengan menggunakan tongkat yang dipegang oleh tangan sisi yang berlawanan dengan lutut yang sakit. Data dari 5 uji klinik yang berhasil, dikumpulkan untuk setiap tes. Nilai rata-rata digunakan untuk mengkalkulasi perubahan pada parameter gait dan untuk menentukan puncak gerakan adduksi lutut.
Puncak gerakan adduksi lutut ketika berjalan menggunakan sepatu lebih tinggi secara bermakna, yaitu 7,4 % dibandingkan ketika berjalan tanpa alas kaki. Efek penggunaan alas kaki bervariasi pada masing-masing individu. Sebagian besar sukarelawan memperlihatkan peningkatan gerakan adduksi lutut saat menggunakan sepatu, namun, 6 dari 40 sukarelawan memperlihatkan penurunan gerakan adduksi lutut. Penggunaan tongkat menurunkan gerakan adduksi lutut rata-rata sebesar 10 %, dimana 10 sukarelawan memperlihatkan penurunan > 20%. Seseorang cenderung berjalan lebih lambat ketika menggunakan tongkat, dimana mereka memperlihatkan langkah yang lebih panjang dan perbaikan kontrol pelvis, serta mengurangi beban destruktif pada lutut yang terkena.

Walaupun penggunaan tongkat telah direkomendasikan secara luas kepada pasien OA lutut, studi ini mengesahkan nilai terapetik penggunaan tongkat pada pasien OA lutut, setidaknya untuk penggunaan jangka pendek. Studi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah beban pada lutut akan tetap rendah dengan penggunaan tongkat secara terus-menerus dan apakah penurunan beban pada lutut berarti juga menurunkan risiko progresifitas penyakit OA. Studi tambahan juga harus memfokuskan pada pasien OA laki-laki, karena 90% sukarelawan pada studi ini adalah wanita, dan studi tambahan juga harus menilai adanya perubahan terhadap rasa nyeri pada lutut.


Karena berpotensi bahaya untuk menganjurkan pasien OA lutut berjalan tanpa alas kaki, maka penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan tipe sepatu seperti apa yang dapat menurunkan gerakan adduksi lutut sehingga dapat menurunkan risiko progresifitas OA lutut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar