A. Pengertian
1. Hidrocefalus adalah berlebihnya produksi cairan serebrospinal dalam susunan ventrikel dan atau dalam ruang subarakhnoid.
2. Hidrocefalus adalah suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah tekanan intrakranial meninggi sehingga terdapat pelebaran ruang tempat mengalirnya (Ngastiyah, 97).
1. Penyebab
3. Kelainan bawaan
a. Stenosis Akuaduktus Sylvii
b. Spina bifida dan kranium bifida
Berhubungan dengan sindrom Arnold-Chiari akibat tertariknya medula spinalis dengan medula oblongata dan serebelum dimana letaknya lebih rendah dari foramen magnum.
c. Sindrom Dandy-Walker
Atresia kongenital foramen luscha dan mangendie dengan akibat hidrocepalus obstruktif dengan pelebaran sistem ventrikel.
d. Kista Arakhnoid
Dapat terjadi secara kongenital atau oleh karena trauma sekunder atau karena suatu hematom.
e. Anomali pembuluh darah
4. Infeksi
Akibat dari infeksi dapat terjadi perlekatan meningen sehingga dapat terjadi obliterasi ruang subarakhnoid.
5. Neoplasma
Hidrocefalus oleh obstruksi mekanis yang dapat terjadi disetiap tempat aliran cairan serebrospinal.
6. Perdarahan
Terjadi perdarahan dalam otak sebelum atau sesudah lahir yang dapat menyebabkan fibrosis leptomeningen terutama pada daerah basal otak.
2. Tanda dan Gejala
7. Ukuran kepala membesar
8. Fontanel dan sutura melebar
9. Dahi menonjol
10. Sunset eyes
11. Strabismus
12. Irritable
13. Letargi
14. High pitched cry
15. Kegagalan tumbuh
16. Penurunan fungsi motorik
B. Penatalaksanaan
1. Medik
Ada tiga prinsip pengobatan hidrocefalus
a. Mengurangi produksi cairan serebrospinal dengan merusak sebagian pleksus koroidalis.
b. Memperbaiki hubungan antara tempat produksi cairan serebrospinal dengan tempat absorpsi (ventrikulosisternostomi).
c. Pengeluaran cairan serebrospinal dengan tehnik drainase (holter valve)
2. Keperawatan
Pasien hidrocefalus memerlukan perawatan khusus karena adanya kerusakan saraf yang menimbulkan gangguan kesadaran, pada keadaan lanjut bisa menyebabkan gangguan fungsi vital.
a. Gangguan neurologis
Dalam keadaan kejang pasien diberikan cairan infus dextrose 5% atau 10% dan NaCl 0,9%. Pemberian makanan dilakukan dengan pemasangan sonde, sedangkan pemberian minuman dapat dilakukan dengan menggunakan dot atau sendok secara bergantian.
b. Risiko dekubitus
Karena ukuran kepala membesar, maka pergerakan kepala terbatas yang menyebabkan posisi kepala tidak berubah atau susah untuk dirubah maka dipertimbangkan pemberian bantal lembut dan memperhatikan agar kulit kepala tetap kering. Buatkan bantal yang berbentuk cincin . apabila kepala sudah mulai memerah maka harus lebih sering dirubah.
c. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit
Orang tua diberi penjelasan bahwa penyakit ini susah untuk sembuh dan pengobatannya sangat sukar untuk sembuh. Perlu juga dijelaskan bahwa kemungkinan akan terjadi gangguan perkembangan.
A. PENGERTIAN
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir.
Dalam hal ini dibedakan menjadi :
1. Prematuritas murni
Yaitu bayi pada kehamilan < 37 minggu dengan berat badan sesuai.
2. Retardasi pertumbuhan janin intra uterin (IUGR)
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilan.
B. ETIOLOGI
Penyebab kelahiran prematur tidak diketahui, tapi ada beberapa faktor yang berhubungan, yaitu :
1. Faktor ibu
Gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun atau diaatas 35 tahun
Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat
Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, perokok
2. Faktor kehamilan
Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum
Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah dini
3. Faktor janin
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim
4. Faktor yang masih belum diketahui
C. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Prematuritas murni
BB < 2500 gram, PB < 45 cm, LK < 33 cm, LD < 30 cm
Masa gestasi < 37 minggu
Kepala lebih besar dari pada badan, kulit tipis transparan, mengkilap dan licin
Lanugo (bulu-bulu halus) banyak terdapat terutama pada daerah dahi, pelipis, telinga dan lengan, lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar
Genetalia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia mayora, pada laki-laki testis belum turun.
Tulang rawan telinga belum sempurna, rajah tangan belum sempurna
Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristaltik usus dapat terlihat
Rambut tipis, halus, teranyam, puting susu belum terbentuk dengan baik
Bayi kecil, posisi masih posisi fetal, pergerakan kurang dan lemah
Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami apnea, otot masih hipotonik
Reflek tonus leher lemah, reflek menghisap, menelan dan batuk belum sempurna
2. Dismaturitas
Kulit berselubung verniks kaseosa tipis/tak ada,
Kulit pucat bernoda mekonium, kering, keriput, tipis
Jaringan lemak di bawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan kuat
Tali pusat berwarna kuning kehijauan
D. KOMPLIKASI
Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit membran hialin
Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah
Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat
F. ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Rencana Tindakan
Pola nafas tidak efektif b/d tidak adekuatnya ekspansi paru
Gangguan pertukaran gas b/d kurangnya ventilasi alveolar sekunder terhadap defisiensi surfaktan
Pola nafas yang efektif
Kriteria :
Kebutuhan oksigen
menurun
Nafas spontan, adekuat
Tidak sesak.
Tidak ada retraksi
Pertukaran gas adekuat
Kriteria :
Tidak sianosis.
Analisa gas darah normal
Saturasi oksigen normal.
Berikan posisi kepala sedikit ekstensi
Berikan oksigen dengan metode yang sesuai
Observasi irama, kedalaman dan frekuensi pernafasan
Lakukan isap lendir kalau perlu
Berikan oksigen dengan metode yang sesuai
Observasi warna kulit
Ukur saturasi oksigen
Observasi tanda-tanda perburukan pernafasan
Lapor dokter apabila terdapat tanda-tanda perburukan pernafasan
Kolaborasi dalam pemeriksaan analisa gas darah
Kolaborasi dalam pemeriksaan surfaktan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Rencana Tindakan
Resiko tinggi gangguan keseimbangan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d ketidakmampuan ginjal mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya persediaan zat besi, kalsium, metabolisme yang tinggi dan intake yang kurang adekuat
Resiko tinggi hipotermi atau hipertermi b/d imaturitas fungsi termoregulasi atau perubahan suhu lingkungan
Hidrasi baik
Kriteria:
Turgor kulit elastik
Tidak ada edema
Produksi urin 1-2 cc/kgbb/jam
Elektrolit darah dalam batas normal
Nutrisi adekuat
Kriteria :
Berat badan naik 10-30 gram / hari
Tidak ada edema
Protein dan albumin darah dalam batas normal
Suhu bayi stabil
Suhu 36,5 0C -37,2 0C
Akral hangat
Observasi turgor kulit.
Catat intake dan output
Kolaborasi dalam pemberian cairan intra vena dan elektrolit
Kolaborasi dalam pemeriksaan elektrolit darah
Berikan ASI/PASI dengan metode yang tepat
Observasi dan catat toleransi minum
Timbang berat badan setiap hari
Catat intake dan output
Kolaborasi dalam pemberian total parenteral nutrition kalau perlu
Rawat bayi dengan suhu lingkungan sesuai
Hindarkan bayi kontak langsung dengan benda sebagai sumber dingin/panas
Ukur suhu bayi setiap 3 jam atau kalau perlu
Ganti popok bila basah
No Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Rencana Tindakan
Resiko tinggi terjadi gangguan perfusi jaringan b/d imaturitas fungsi kardiovaskuler
Resiko tinggi injuri susunan saraf pusat b/d hipoksia
Resiko tinggi infeksi b/d imaturitas fungsi imunologik
Perfusi jaringan baik
Tekanan darah normal
Pengisian kembali kapiler <2 detik
Akral hangat dan tidak sianosis
Produksi urin 1-2 cc/kgbb/jam
Kesadaran composmentis
Tidak ada injuri
Kriteria :
Kesadaran composmentis
Gerakan aktif dan terkoordinasi
Tidak ada kejang ataupun twitching
Tidak ada tangisan melengking
Hasil USG kepala dalam batas normal
Bayi tidak terinfeksi
Kriteria :
Suhu 36,5 0C -37,2 0C
Darah rutin normal
Ukur tekanan darah kalau perlu
Observasi warna dan suhu kulit
Observasi pengisian kembali kapiler
Observasi adanya edema perifer
Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium
Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan
Cegah terjadinya hipoksia
Ukur saturasi oksigen
Observasi kesadaran dan aktifitas bayi
Observasi tangisan bayi
Observasi adanya kejang
Lapor dokter apabila ditemukan kelainan pada saat observasi
Ukur lingkar kepala kalau perlu
Kolaborasi dalam pemeriksaan USG kepala
Hindari bayi dari orang-orang yang terinfeksi kalau perlu rawat dalam inkubator
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi
Lakukan tehnik aseptik dan antiseptik bila melakukan prosedur invasif
No Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Rencana Tindakan
Resiko tinggi gangguan integritas kulit b/d imaturitas struktur kulit
Gangguan persepsi-sensori : penglihatan, pendengaran, penciuman, taktil b/d stimulus yang kurang atau berlebihan dari lingkungan perawatan intensif
Koping keluarga tidak efektif b/d kondisi kritis pada bayinya, perawatan yang lama dan takut untuk merawat bayinya setelah pulang dari RS
Integritas kulit baik
Kriteria :
Tidak ada rash
Tidak ada iritasi
Tidak plebitis
Persepsi dan sensori baik
Kriteria :
Bayi berespon terhadap stimulus
Koping keluarga efektif
Kriteria :
Ortu kooperatif dg perawatan bayinya.
Pengetahuan ortu bertambah
Orang tua dapat merawat bayi di rumah
Lakukan perawatan tali pusat
Observasi tanda-tanda vital
Kolaborasi pemeriksaan darah rutin
Kolaborasi pemberian antibiotika
Kaji kulit bayi dari tanda-tanda kemerahan, iritasi, rash, lesi dan lecet pada daerah yang tertekan
Gunakan plester non alergi dan seminimal mungkin
Ubah posisi bayi dan pemasangan elektrode atau sensor
Membelai bayi sebelum malakukan tindakan
Mengajak bayi berbicara atau merangsang pendengaran bayi dengan memutarkan lagu-lagu yang lembut
Memberikan rangsang cahaya pada mata
Kurangi suara monitor jika memungkinkan
Lakukan stimulas untuk refleks menghisap dan menelan dengan memasang dot
Memberikan kesempatan pada ortu berkonsultasi dengan dokter
Rujuk ke ahli psikologi jika perlu
Berikan penkes cara perawatan bayi BBLR di rumah termasuk pijat bayi, metode kanguru, cara memandikan
Lakukan home visit jika bayi pulang dari RS untuk menilai kemampuan orang tua merawat bayinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar