Assalamualaikum.....

Terimakasih telah mengunjungi situs ini, semoga materi-materi yang terdapat di dalamnya dapat bermanfaat untuk kita semua....
Amin ya robbal alamin.....

Rio Cool

Rio Cool
Handsome Boy
Powered By Blogger

Senin, 08 Februari 2010

KONSEP DASAR KAKI DIABETIK

A. PENGERTIAN KAKI DIABETIK
Kaki diabetik yaitu kelainan pada tungkai bawah yang merupakan komplikasi kronik kaki Diabetes Mellitus. (waspadjim, S, 1995)
Merupakan salah satu gangguan kesehatan komplikasi Diabetes Mellitus yang paling sering terjadi dimana perubahan patologis pada anggota gerak bawah (kaki diabetik / diabetic foot) Dalam kondisi keadaan kaki diabetik, yang terjadi adalah kelainan persarafan (neuropati), perubahan struktural, tonjolan kulit (kalus), perubahan kulit dan kuku, luka pada kaki, infeksi dan kelainan pembuluh darah. Keadaan kaki diabetik lanjut yang tidak ditangani secara tepat dapat berkembang menjadi suatu tindakan pemotongan (amputasi) kaki. (http // : www.google.co.id, kaki diabetik)
Kaki diabetik adalah salah satu komplikasi kronik Diabetes Mellitus yang bisa menurunkan fungsi kaki sebagai alat mobilitas dan paling ditakuti oleh para penderita Diabetes Mellitus.

B. PENYEBAB TERJADINYA KAKI DIABETIK
Dasar terjadinya kaki diabetik adalah
1. Adanya suatu kelainan pada saraf.
2. Kelainan pembuluh darah dan
3. Kemudian adanya infeksi (karena daya tahan tubuh menurun).
Dari ketiga hal tersebut, yang paling berperan adalah kelainan pada saraf, sedangkan kelainan pembuluh darah lebih berperan nyata pada penyembuhan luka sehingga menentukan nasib kaki. Keadaan kelainan saraf dapat mengenai saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf otonom.
Bila mengenai saraf sensoris akan terjadi hilang rasa yang menyebabkan penderita tidak dapat merasakan rangsang nyeri sehingga kehilangan daya kewaspadaan proteksi kaki terhadap rangsang dari luar. Akibatnya, kaki lebih rentan terhadap luka meskipun terhadap benturan kecil. Bila sudah terjadi luka, akan memudahkan kuman masuk yang menyebabkan infeksi. Bila infeksi ini tidak diatasi dengan baik, hal itu akan berlanjut menjadi pembusukan (gangren) bahkan dapat diamputasi.
Gangguan pada serabut saraf motorik (serabut saraf yang menuju otot) dapat mengakibatkan pengecilan (atrofi) otot interosseus pada kaki. Akibat lanjut dari keadaan ini terjadi ketidakseimbangan otot kaki, terjadi perubahan bentuk (deformitas) pada kaki seperti jari menekuk (cock up toes), bergesernya sendi (luksasi) pada sendi kaki depan (metatarsofalangeal) dan terjadi penipisan bantalan lemak di bawah daerah pangkal jari kaki (kaput metatarsal). Hal ini menyebabkan adanya perluasan daerah yang mengalami penekanan, terutama di bawah kaput metatarsal.
Sementara itu, kelainan saraf otonom bisa menyebabkan perubahan pola keringat sehingga penderita tidak dapat berkeringat, kulit menjadi kering, mudah timbul pecah-pecah pada kulit kaki, akibatnya mudah terkena infeksi. Selain itu, terjadi perubahan daya membesar-mengecil pembuluh darah (vasodilatasi-vasokonstriksi) di daerah tungkai bawah, akibatnya sendi menjadi kaku. Keadaan lebih lanjut terjadi perubahan bentuk kaki (Charchot), yang menyebabkan perubahan daerah tekanan kaki yang baru dan berisiko terjadinya luka.
Kelainan pembuluh darah berakibat tersumbatnya pembuluh darah sehingga menghambat aliran darah, mengganggu suplai oksigen, bahan makanan atau obat antibiotika yang dapat menggagu proses penyembuhan luka. Pada gangguan pembuluh darah, kaki bisa terasa sakit, jika diraba terasa dingin, jika ada luka sukar sembuh karena aliran darah ke bagian tersebut sudah berkurang. Pemeriksaan nadi pada kaki sukar diraba, kulit tampak pucat atau kebiru-biruan, kemudian pada akhirnya dapat menjadi gangren/jaringan busuk, kemudian terinfeksi dan kuman tumbuh subur, hal ini akan membahayakan pasien karena infeksi bisa menjalar ke seluruh tubuh (sepsis).
Keberadaan masalah tersebut pada kaki diabetes akan memicu timbulnya beberapa masalah baru antara lain: Kapalan, mata ikan dan melepuh; cantengan (kuku masuk ke dalam jaringan); kulit kaki retak; dan kutil pada telapak kaki radang ibu jari kaki.
C. FAKTOR RESIKO TERJADINYA KAKI DIABETIK
1. Penderita kaki diabetik sangat tergantung dari usia (usia pasien lebih dari 40 tahun) karena semakin tua usia penderita Diabetes Mellitus semakin mudah untuk mendapatkan masalah yang serius pada kaki dan tungkainya.
2. Lamanya menderita Diabetes Mellitus (menderita Diabetes Mellitus lebih dari 10 tahun).
3. Riwayat merokok.
4. Penurunan denyut nadi perifer.
5. Penurunan sensibilitas.
6. Deformitas Anatomis (bagian yang menonjol).
7. Riwayat ulkus kaki / amputasi.

D. GAMBARAN KLINIS KAKI DIABETIK
Adapun gambaran klinis kaki diabetik yang disebut 5P, yaitu :
a. Pain (nyeri).
b. Paleness (kepucatan)
c. Parestesia (parestesia dan kesemutan).
d. Pulselessness (denyut nadi hilang).
e. Paralisis (lumpuh).
Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola dari Fontaine, yaitu :
a. Stadium I : asimptomatis atau gejala tidak khas (semutan atau gringgingan).
b. Stadium II : terjadi klaudikasio intermiten.
c. Stadium III : timbul nyeri saat istirahat.
d. Stadium IV : berupa manifestasi kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus).


E. KLASIFIKASI KAKI DIABETIK
Menurut berat ringannya lesi, kelainan kaki diabetik dibagi dalam enam derajat menurut Wagner,klasifikasi kaki diabetik yaitu ;
0 Kulit utuh; ada kelainan bentuk kaki akibat neuropati
1 Tukak superfisial
2 Tukak lebih dalam
3 Tukak dalam disertai abses dengan kemungkinan selulitis dan atau osteomielitis
4 Gangren jari
5 Gangren kaki

F. UPAYA PENCEGAHAN KAKI DIABETIK
Upaya pencegahan meliputi upaya pada penderita diabetes yang belum mengalami komplikasi kaki diabetik,
1. Penyuluhan kesehatan DM, komplikasi dan kesehatan kaki.
2. Status gizi yang baik dan pengendalian DM (mengubah pola makan).
3. Pemeriksaan berkala DM dan komplikasinya (pengontrolan gula darah).
4. Pemeriksaan berkala kaki penderita.
5. Pencegahan / perlindungan terhadap trauma – sepatu khusus.
6. Higiene personal termasuk kaki.
7. Menghilangkan faktor biomekanis yang mungkin menyebabkan ulkus.
8. Mengubah gaya hidup.
9. Minum obat secara teratur
Sedangkan upaya pencegahan pada penderita diabetes dengan komplikasi kaki diabetik sama dengan yang belum mengalami komplikasi, hanya ditambah dengan perawatan kaki yang baik.


PENATALAKSANAAN KAKI DIABETIK

A. PERAWATAN KAKI DIABETIK
Adapun cara perawatan kaki diabetik adalh :
1. Periksalah kaki setiap hari terutama telapak kaki, jari kaki dan sela jari kaki. Pemeriksaan dilakukan di tempat yang terang, gunakan cermin untuk memudahkan pemantauan, untuk melihat bagian bawah kaki, atau minta bantuan orang lain untuk memeriksa. Perhatikan apakah ada luka atau tidak, kulit kemerahan atau penebalan kulit.
2. Bersihkan kaki setiap hari pada waktu mandi dengan air bersih (air hangat) dan sabun mandi. Bila perlu gosok kaki dengan sikat lunak atau batu apung. Keringkan kaki dengan handuk bersih, lembut, sela-sela jari kaki harus kering, terutama sela jari kaki ke-3-4 dan ke-4-5. jangan gunakan air panas, suhu air yang digunakan untuk mencuci kaki antara 29,5 – 30 oc (85 – 90 oF) dan bila perlu diukur dahulu dengan termometer. Atau periksa air dengan menggunakan sikut tanggan (jangan menggunakan kaki).
3. Berikan pelembab / losion pada daerah kaki yang kering, teteapi tidak pada sela jari, gunanya menjaga agar kaki tidak retak.
4. Perawatan kuku dilakukan setiap hari bersamaan dengan perawatan kulit kaki. Saat pemotongan kuku, jika kuku terlalu keras dan kotor, rendam dalam air sabun hangat selama 5 menit agar kotoran mudah lepas dan kuku menjadi agak lunak. Jika penglihatan penderita terganggu, sebaiknya minta tolong pada orang lain untuk memotong kukunya.
Arah pemotongan kuku sesuai dengan bentuk kuku. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak terlalu pendek atau terlalu dekat dengan kulit, kemudian kikir agar kuku tidak tajam. Jika ditemukan adanya kelainan kuku atau luka dianjurkan berkonsultasi ke dokter. Pada kulit kering dapat ditambahkan lotion, kecuali pada sela jari dan bila kulit sudah pecah-pecah atau luka terbuka. Jangan memakai powder karena dapat menjadi lebih kering dan merupakan bahan iritan kulit.
5. Pakai alas kaki sepatu atau sandal untuk melindungi kaki agar tidak terjadi luka, juga di dalam rumah.
6. Sepatu yang dipakai harus sesuai dengan bentuk dan besarnya kaki. Hal ini dapat dilihat dari gambaran telapak kaki yang dibuat pada kertas yang dapat dibuat sendiri. Permukaan atas sepatu harus lunak, bagian tumit sepatu harus kokoh agar kaki stabil, bagian alas sepatu yang bersentuhan dengan kaki (insole) permukaannya harus sesuai dengan bentuk permukaan telapak kaki yang normal, yaitu memiliki kelengkungan (arch support). Dengan kelengkungan ini seluruh permukaan telapak kaki akan tertahan dengan baik dan benar.
Alas sepatu ini harus dilapisi dengan bahan yang halus dan empuk agar permukaan telapak kaki tidak lecet. Apabila sepatu yang dipakai baru dibeli, sebaiknya pada pemakaian awal diperiksa adakah daerah kemerahan akibat penekanan yang berlebihan. Apabila memakai kaus kaki, sebaiknya memakai kaus kaki dari bahan katun yang dapat menyerap keringat. Tebal kaus kaki harus sesuai dengan sepatu yang dipakai, jangan terasa sempit.
7. Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil / benda tajam lain. Lepas sepatu setiap 4-6 jam serta gerakkan pergelangan dan jari-jari kaki agar sirkulasi darah tetap baik.
8. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan pembalut bersih. Periksa apakah ada tanda-tanda radang.
9. Segera ke dokter bila kaki mengalami luka.
10. Periksakan kaki ke dokter secara rutin.
Adapun manfaat perawatan kaki diabetik adalah untuk mencegah terjadinya luka pada kaki , pencegahan ini secara langsung akan mengurangi kemungkinan terjadinya amputasi.


B. TINDAKAN YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN PADA PASIEN DM
Adapun beberapa tindakan yang tidak boleh dilakukan pada pasien Diabetes Mellitas :
1. Jangan merendam kaki.
2. Jangan gunakan botol panas atau peralatan listrik untuk memanaskan kaki.
3. Jangan gunakan batu / silet untuk mengurangi kapalan (callus).
4. Jangan merokok.
5. Jangan pakai sepatu / kaos kaki sempit.
6. Jangan menggunakan obat-obat tanpa anjuran dokter untuk menghilangkan mata ikan.
7. Jangan gunakan sikat atau pisau untuk kaki.
8. Jangan membiarkan luka kecil di kaki, sekecil apa pun luka tersebut.

C. SENAM KAKI DIABETIK
1. Cara Senam Kaki Diabetik.
a. Dilakukan dalam posisi berdiri, duduk dan tidur
b. Menggerakkan kaki dan sendi kaki
c. Berdiri dengan kedua tumit diangkat
d. Mengangkat dan menurunkan kaki
e. Gerakan menekuk, meluruskan, mengangkat, memutar keluar atau ke dalam dan mencengkram pada jari-jari kaki.
2. FungĂ­s Senam Kaki Diabetik.
a. Memperbaiki sirkulasi darah (melancarkan aliran darah kaki) sehingga nutrisi terhadap jeringan lebih lancar.
b. Mennguatkan otot-otot betis dan telapak kaki sehingga sewaktu berjalan kaki menjadi lebih stabil.
c. Mencegah terjadinya kelainan pada bentuk kaki.
d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha (gastrocnemius, hamstring, quadriceps).
e. Mengatasi keterbatasan sendi, menambah kelenturan sendi sehingga kaki terhindar dari sendi kaku.
f. Memelihara fungsi syaraf.
g. Kondisi gerak tetap terpelihara, meningkatkan ketahanan jantung dan paru sehingga daya tahan aktivitas fisik bertambah, menambah toleransi jalan dan meningkatkan skill dan motivasi.



DAFTAR PUSTAKA


Dr. F. Elina Taufik SpPd. 1994. Dibetes Millitus. (http // : www.google.co.id).
Dr. Nico. A. Lumenta. 1995. Konsultasi. (http // : www.google.co.id).
Dr. Teritanto Prabowo. 2000. Mengenal dan Merawat Kaki Diabetik. (http // : www.google.co.id).
gmikro. 2006. Paling Ditakuti, Tetapi Bisa Dihindari. (http // : www.gizi.net).
Maryati. 1995. Salon Kaki Diabetasi. (http // : www.Yahoo.com).
Sarwono Waspadji. 2007. Kaki Diabetes. (http // : www.google.co.id).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar